Posted by : Riski RAM Jumat, 07 November 2014

Tentang Berilmu dan Beramal


Berkata - Ibnu Salam " Siapa yang disebut ilmuan? Jawabnya : " Yaitu, mereka yang melaksanakan ilmunya. Lalu, apa faktor penyebab lenyapnya ilmu dari dada manusia? " Tamak, (yakni) seorang rakus menyalahbgunakan ilmunya, hingga seakan akan ilmunya telah hilang dari dadanya".
     
       Terkadang pernahkah terlintas dbenak kita sahabat, jika kita mungkin tak ubah bagai unta yang membawa beribu buku, dengan jutaan kata yang membentuk kesatuan ilmu. Yang dari tiap bagiannya mungki pernah kita mengetahuinya. Namun, apa alasan dari pernyataan saya jika kita tak ubahnya bagai unta penanggung ilmu tersebut? Maka dalam hal ini sebagai manusia dengan kapasitas ilmu terendah saya sendiripun ragu untu menjawab. Namun apa yang dikatakan menantu Rasulullah SAW, yaitu Ali bin Abi Thalib saya rasa dapat dijadikan acuan dalam menjawab pertanyaan yang saya ajukan. Beliau berkata " Orang pandai jika tidak mengamalkan ilmunya, orang enggan menimba ilmu dari padanya, sebab ilmunya tidak bermanfaat pada dirinya, sekalipun ia telah menghimpun ilmu sebanyak-banyaknya. Pada zaman Bani Israil. ada orang menghimpun ilmu sejumlah 80 peti besar ilmu, lalu Allah memberitahu kepadanya lewat NabiNya: "Seandainya engkau tambah lagi dua kali lipat ilmu yang ada padamu, tetap tidak ada arti bagimu, sepanjang engkau tidak mengamalkan 3 perkara, yaitu: Jangan senang harta (dunia), karena bukanlah tempat permukiman tetap bagi orang mukmin. Jangan berkawan dengan setan, karena ia bukan kawan orang beriman (mukmin). Jangan menyakiti atau mengganggu sesama mukmin, karena hal itu bukan sifat orang mukmin."
      Dalam realita kehidupan, ilmu diubah haluannya dari dasar antologi ilmu itu sendiri, dasar yang berbanding terbalik dengan aksiologi ilmu itu sendiri, tidak mampu lagi membawa ilmu itu kepentas ide dasar pembentukan ilmu (kebaikan yang bersifat universal). Akhirnya, perwujutan ilmu menjadi amal yang merusak dunia.
Dalam hal keseharian - Raalita pembodohan menjadi prioritas untuk dijadikan bahan diskusi, banyak orang yang dilebihkan ilmunya oleh yang Maha Kuasa, namun berkuasa sesukanya terhadap ilmunya. Pembodohan, aksi tipu-tipu, dan semacamnya.Efeknya, mereka yang berada dalam situasi yang terbelakang tidak mampu berkembang. Hal ini saya saya maksudkan dalam hal pergaulan, diskriminasi etnis, dan pembodohan publik,
     Sungguh jika ilmu itu terlihat, maka pada hakikatnya dapat terlihat dari wujud amal baik yang dipraktikkan oleh tiap insan itu sendiri. Yang bermanfaat bagi dirinya dan semama. Maka jika "padi semakin berisi semakin merunduk" akan indah jika "padi" tersebut mampu menjadi beras, nasi, dan tepung. Sehingga dapat bermanfaat dan dimanfaatkan untuk banyak hal dalam mengenyangkan umat dari rasa laparnya kita terhadap "ilmu" dengan berbagai rasa yang berbeda.
Wallaahu A'lam ~
Sumber : Tanbihul Ghaafilin


     

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Hz Gallery - My Adventure - Powered by Blogger - Designed by Riski Ramadhan Hz -