Posted by : Riski RAM Rabu, 25 Maret 2015

Masa berganti, namun tak mengubah derai cinta dihati. Bunga kehilangan wanginya saat hembusan angin sedikit demi sedikit menjatuhkan sarinya, namun bunga tak pernah membenci angin. Mentari bersinar terik, namun malam yang indah dihabiskan oleh insan dengan melelap tidur begitu pulas. Rasul telah pergi, namun cinta terhadap umatnya tak pernah mati, meski umatnya lari menjauh pergi. Dakwah seperti air, namun manusia seolah benci meliriknya. Hamparan sandiwara membentang luas menampakkan penjara bagi mereka yang sadar, bahwa Allah telah menjanjikan Syurga. Namun apa daya? Terlalu jauh tapak tilas manusia membumikan dunia dengan nafsu yang buta akan kebenaran.
Bukanlah tentang yang terbaik atau yang pertama, namun semua ialah proses menuju kedewasaan. Waktu akan menujukkan konsistensi dalam wujud nyata. Semua bergerak dinamis seperti mesin diesel yang berputar dan akhirnya mampu bergerak dalam fungsi dan tujuan yang telah demikian adanya. Begitu pula manusia yang telah mengambil perannya dalam kehidupan. Dari setiap sisi kehidupan, radio mengambil peran dalam tranfusi kaidah informasi. Namun hanya segelintir komunikasi yang berbuah menjadi Dakwah, selayaknya mentari yang terbit memulai fajar, radio Seulaweut hadir menjadi yang pertama dalam mengudara di ibu kota Serambi Mekkah. Memberikan cahaya kepada insan yang rela membagi waktu dalam syiar agama.
Muhammad bukanlah Nabi awal, namun keakhirannya menjadi bukti nyata jika kesempurnaan ialah menyatukan sejarah yang bermuara dari awal Penciptaan. Memperbaiki hal demi hal masa lampau yang kemudian bergerak secara perlahan, hingga meraih kesempurnaan. Setiap detik ialah pelajaran yang merotasikan kaidah kesukaran dengan kemudahan, hal serupa yang menjadi lebih indah, kekhilafan menjadi suatu dinamika tafakkur, suatu pelajaran mampu kita raih demi mendapat langkah kecil yang kemudian bergerak maju dalam kearifan. Begitu sulitnya, namun betapa manisnya saat detik terlewati oleh hausnya dahaga terhadap cinta yang begitu dahsyat mengenai hakikat kata “esok harus lebih baik dari hari ini”. Karena esok bukanah cermin yang menjadi refleksi hari kemarin, yang esok kita mampu untuk mencoba menjjadi lebih baik. Semangatnya Rasulullah terpatri dalam setiap senandung shalawat, namanya terukir manis dalam basah lidah mereka yang dekat dengan Rabb dan Habib-Nya, dan langkah panutan Baginda selalu berada tepat dihati insan yang senantiasa mencintai Rasul-Nya dan menyiarkan ajarannya, yang tidak pernah buta dalam gelap, tak tuli dalam rintihan derita umat, dan tak pernah bisu dalam kata yang mengingatkan janji Tuhan jika hidup bersama Allah dan Rasul-Nya ialah Syurga.

Cermin memberitahuku sesuatu, meski dalam diam, ia berkata lebih banyak daripada yang orang lain sampaikan. Kelahiran ialah awal untuk sebuah akhir, setiap hal mempunyai kaidahnya tersendiri. Namun disatu sisi kita mengambil peran dalam kehidupan orang lain. Maka sebaik-baiknya manusia ialah yang menjadi manfaat bagi yang lainnya, bukan seperapa kita mampu terbang jauh dengan sejuta impian yang terwujud. Namun seberapa lebar sayap kita untuk merangkul mereka agar tidak terjatuh dalam hinanya dunia. Lewat udara, kini Dakwah menyebar. Kurasakan dari Sebuah Radio dengan nama Seulaweut.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Hz Gallery - My Adventure - Powered by Blogger - Designed by Riski Ramadhan Hz -